Tips Bijak Menentukan Harga Jual Produk

Menentukan harga jual produk itu bukan sekadar “asal mark up dari modal”. Kalau kamu pelaku bisnis, terutama UMKM, strategi penentuan harga bisa jadi faktor penentu antara cuan dan boncos. Banyak pelaku usaha yang salah langkah karena mengira murah itu selalu laku, padahal kenyataannya tidak sesederhana itu.

Artikel ini akan mengulas berbagai tips menentukan harga jual bijak dengan pendekatan yang lebih manusiawi, masuk akal, dan tentunya relevan buat kamu yang lagi serius membangun usaha. Yuk, kita bongkar satu per satu!

Pentingnya Menentukan Harga Jual Secara Bijak

Harga jual bukan cuma angka. Ia adalah representasi dari value produk, positioning bisnis, hingga target pasar yang kamu bidik. Kalau terlalu mahal, pembeli kabur. Kalau terlalu murah, usahamu bisa tekor dan dianggap tidak bernilai.

Di sinilah pentingnya menentukan harga jual bijak. Tujuannya bukan cuma untuk menutup biaya, tapi juga menjaga margin keuntungan, mempertahankan keberlanjutan usaha, dan tetap bersaing di pasaran.

Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Menentukan Harga

Sebelum menentukan angka harga jual, pastikan kamu mempertimbangkan beberapa hal penting berikut ini:

1. Total Biaya Produksi

Ini hal paling dasar, tapi jangan sampai disepelekan. Hitung semua biaya dari awal—mulai dari bahan baku, tenaga kerja, ongkos kirim, sampai biaya kemasan. Bahkan, kalau kamu jualan online, biaya administrasi marketplace juga harus masuk hitungan.

Contoh: Kalau biaya produksi satu produk totalnya Rp25.000, jangan langsung dijual Rp30.000 tanpa tahu struktur lainnya.

2. Margin Keuntungan yang Realistis

Kamu tentu ingin untung, kan? Tapi penting juga untuk tidak terlalu serakah. Menentukan margin yang sehat (misalnya 30%–50% tergantung kategori produk) bisa bantu usahamu tetap kompetitif.

Produk fashion, misalnya, biasa punya margin lebih tinggi dibanding produk makanan karena biaya promosi dan risiko retur lebih besar.

3. Harga Pasar dan Kompetitor

Lakukan riset kecil-kecilan. Cek harga kompetitor di marketplace atau toko fisik sekitar. Pastikan kamu tahu apakah produkmu di kisaran harga pasar, lebih murah, atau malah lebih mahal tapi punya nilai tambah.

Kalau produkmu handmade dan punya keunikan sendiri, kamu bisa harga lebih tinggi asal branding-nya jelas.

4. Target Pasar yang Kamu Bidik

Kamu jualan buat siapa? Anak muda, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, atau kolektor barang premium? Setiap segmen punya sensitivitas harga yang beda-beda. Kalau salah sasaran, meskipun produk kamu bagus, bisa-bisa nggak laku.

5. Nilai Tambah Produkmu

Apakah produkmu punya fitur unik, kualitas lebih baik, atau layanan ekstra? Hal-hal seperti ini bisa jadi alasan sah untuk menetapkan harga lebih tinggi.

Misalnya: sabun handmade dengan bahan organik bisa dijual lebih mahal daripada sabun biasa karena punya keunggulan alami dan ramah lingkungan.

Metode Umum untuk Menentukan Harga Jual

Ada beberapa cara populer yang bisa kamu gunakan untuk menghitung harga jual. Pilih yang paling cocok dengan model bisnismu:

Metode Cost-Plus Pricing

Cara klasik: total biaya produksi + margin keuntungan = harga jual.

Contoh: Biaya produksi Rp30.000, ingin margin 40%, maka harga jual = Rp30.000 + (40% x Rp30.000) = Rp42.000

Metode Competitive Pricing

Harga ditentukan berdasarkan harga pasar. Kamu bisa menetapkan harga setara, sedikit lebih murah, atau lebih tinggi dengan justifikasi nilai tambah.

Metode Value-Based Pricing

Harga berdasarkan persepsi nilai dari konsumen. Cocok untuk produk-produk dengan branding kuat, kualitas premium, atau yang menyentuh aspek emosional pelanggan.

Contoh: Produk dengan kemasan aesthetic dan storytelling yang bagus bisa dijual lebih tinggi karena konsumen merasa “worth it”.

Tips Praktis Agar Harga Jualmu Lebih Bijak dan Kompetitif

Selain metode hitung-hitungan, ada beberapa trik jitu biar harga jual kamu terasa pas dan nggak bikin calon pembeli mikir dua kali:

Gunakan Angka Psikologis

Harga Rp49.000 terdengar lebih “murah” daripada Rp50.000, meskipun beda cuma seribu. Efek psikologis ini terbukti ampuh dalam menarik minat beli.

Bundle Produk

Kalau produkmu bisa dipaketkan, coba strategi bundling. Selain bikin produk terlihat lebih hemat, kamu juga bisa meningkatkan nilai order.

Contoh: Beli 2 kaos gratis stiker eksklusif. Atau beli paket hemat sabun + lotion dengan diskon 15%.

Uji Coba dan Evaluasi Berkala

Jangan takut untuk melakukan A/B testing. Coba tawarkan dua harga yang berbeda dalam dua channel berbeda dan lihat mana yang paling efektif. Evaluasi harga setiap 3–6 bulan juga penting untuk menyesuaikan dengan dinamika pasar.

Jangan Lupa Unsur Branding

Branding yang kuat bisa membuat konsumen rela bayar lebih. Jadi, kalau kamu mau main di harga atas, pastikan kemasan, desain, media sosial, dan pelayanan kamu juga “naik kelas”.

Kesalahan Umum Saat Menentukan Harga (dan Cara Menghindarinya)

Kadang niatnya bagus, tapi praktiknya keliru. Berikut beberapa kesalahan yang sering terjadi saat menentukan harga jual:

  • Cuma ngikutin harga kompetitor tanpa analisis biaya sendiri
  • Nggak hitung biaya tak terlihat seperti ongkos kirim, fee admin, atau waktu kerja
  • Terlalu fokus pada harga murah sampai lupa profit
  • Nggak pernah revisi harga meski biaya produksi naik

Kalau kamu merasa pernah ada di salah satu poin ini, tenang. Mulai dari sekarang, kamu bisa pelan-pelan perbaiki dan ubah cara pandang soal harga.

Menentukan Harga Itu Seni dan Strategi

Menentukan harga jual bijak adalah gabungan antara logika, strategi, dan sedikit sentuhan psikologi. Nggak ada satu rumus sakti yang bisa dipakai semua orang. Tapi dengan pemahaman yang tepat dan mau belajar dari pasar, kamu bisa nemuin angka yang bukan cuma bikin laku, tapi juga bikin bisnis kamu berkembang.