Kelola THR: Bagi Pos Keuangan Secara Bijak

Setiap tahun menjelang Lebaran, ada satu hal yang selalu dinanti: THR (Tunjangan Hari Raya). Uang tambahan ini sering dianggap sebagai bonus dadakan yang bisa dipakai sesuka hati. Sayangnya, banyak orang akhirnya kehabisan THR bahkan sebelum hari raya benar-benar tiba. Padahal, kalau tahu cara kelola THR bijak, dana ini bisa memberi manfaat lebih besar, bukan sekadar habis untuk belanja sesaat.

Mengatur THR memang butuh strategi. Kita perlu membaginya ke pos-pos yang tepat, supaya kebutuhan lebaran terpenuhi tapi kondisi keuangan tetap sehat setelahnya.


Kenapa Harus Mengelola THR dengan Bijak?

Mungkin ada yang berpikir, “Kan THR uang ekstra, kenapa harus ribet diatur?” Justru karena sifatnya musiman, THR rawan habis untuk konsumsi impulsif. Beberapa alasan kenapa manajemen THR penting:

  1. Menghindari “bokek setelah Lebaran”
    Banyak orang senang di awal, tapi stres setelah liburan karena dompet kosong.
  2. Bisa jadi momentum perbaikan finansial
    THR bisa dipakai untuk melunasi utang, menambah tabungan, atau investasi kecil.
  3. Memberi rasa tenang
    Dengan pembagian pos yang jelas, kita bisa menikmati Lebaran tanpa khawatir keuangan berantakan setelahnya.

Strategi Kelola THR Bijak: Bagi Pos Keuangan

Agar lebih mudah, mari lihat bagaimana THR bisa dibagi ke beberapa pos keuangan.

1. Kebutuhan Lebaran (40%)

Pos pertama yang pasti harus ada: biaya persiapan hari raya. Misalnya belanja baju baru, kue kering, atau ongkos mudik. Batas 40% cukup realistis untuk menutup kebutuhan ini tanpa membuat pos lain terbengkalai.

2. Zakat, Sedekah, dan Berbagi (10–15%)

Jangan lupa kewajiban zakat fitrah dan keinginan berbagi dengan sesama. Menyisihkan sebagian THR untuk berbagi justru bikin perayaan Lebaran lebih bermakna.

3. Dana Darurat & Tabungan (20–25%)

Gunakan sebagian THR untuk memperkuat tabungan atau menambah dana darurat. Meski kecil, tambahan ini bisa sangat berguna kalau ada kebutuhan mendesak di masa depan.

4. Melunasi Utang (10–15%)

Kalau punya cicilan atau utang konsumtif, prioritaskan melunasi sebagian dari THR. Beban keuangan jadi lebih ringan setelah liburan.

5. Investasi Jangka Panjang (10–15%)

Sisihkan sedikit untuk investasi ringan, misalnya reksa dana, emas digital, atau bahkan dollar cost averaging di saham. Investasi dari THR bisa jadi langkah awal membangun aset masa depan.


Tips Praktis Agar THR Tidak Cepat Habis

Selain membagi pos, ada beberapa trik sederhana agar pengelolaan THR lebih efisien:

Buat Anggaran Sebelum Belanja

Catat kebutuhan lebaran, lalu tentukan batas maksimal belanja. Dengan begitu, kamu bisa terhindar dari kalap di pusat perbelanjaan.

Bedakan Rekening

Pisahkan rekening untuk kebutuhan Lebaran dan tabungan. Ini mencegah uang THR “tercampur” lalu tidak terasa habis.

Utamakan Kualitas, Bukan Kuantitas

Tidak perlu belanja banyak hanya untuk gengsi. Lebih baik pilih barang berkualitas yang tahan lama.

Hindari Hutang Tambahan

Jangan sampai THR habis lalu ditutup dengan paylater atau kartu kredit. Itu sama saja menambah masalah setelah liburan.


Contoh Simulasi Pengelolaan THR

Misalnya, kamu menerima THR Rp10.000.000. Berikut simulasi pembagian bijak:

  • Kebutuhan Lebaran: Rp4.000.000
  • Zakat & berbagi: Rp1.000.000
  • Dana darurat & tabungan: Rp2.000.000
  • Melunasi utang: Rp1.500.000
  • Investasi: Rp1.500.000

Dengan pembagian ini, semua kebutuhan terpenuhi, tabungan bertambah, dan masa depan juga disiapkan.


Menjadikan THR sebagai Momentum Finansial

Kalau dikelola dengan baik, THR bukan cuma uang tambahan tahunan, tapi bisa jadi titik balik kondisi keuangan. Misalnya, tahun ini dipakai untuk melunasi sebagian utang, tahun depan fokus menambah investasi.